Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim Menyatakan akan memembasmi tiga dosa dalam sistem pendidikan Yakni kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi.
Dan tiga permasalahan tersebut, kekerasan seksual di lingkungan pendidikan menjadi poin pertama yang akan di tuntaska.
“Kami akan mulai tahun ini hingga tahun depan mulai menegaskan isu tiga dosa. Kita akan mulai dengan tema kekerasan seksual,” kata Nadiem saat kunjungan kerja di kampus Universitas Sumatera Utara (USU).
Menurutnya, kekerasan seksual saat ini menjadi wabah yang kerap di temukan di lingkungan Pendidikan. Khususnya pada tingkat perguruan tinggi.
“Ini akan menjadi salah satu perjuangan kita untuk memastikan mahasiswa dan dosen merasa aman dan bebas dari kekerasan seksual.” ujar Nadiem.
Upaya penghapusan intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual di lingkungan Pendidikan akan di lakukan melalui program Merdeka Belajar. “Dalam Program Merdeka Belajar itu, salah satunya akan mengutamakan pendidikan karakter, “tutur Nadiem.
Sementara itu, Menteri Nadiem Anwar Makarim memmuji program Merdeka Belajar kampus Merdeka (MBKM) di Universitas Sumatera Utara (USU) yang melibatkan mitra lokal.
“Program MBKM pada tahun depan lebih di tingkatkan lagi. Saat ini sudah 50.000 mahasiswa se-Indonesia yang mengikuti program MBKM dan tahun depan targetnya 150.000 mahasiswa,” terang Nadiem.
Ia menyebutkan para rektor agar mengejar dan mempersiapkan program tersebut dengan baik. “Mitra MBKM yang di bangun jangan hanya dari mitra kementrian saja, tapi juga mitra lokal. Saya senang USU sudah menerapkan hal tersebut,” ucap Nadiem.
Nadiem mengapresiasi langkah strategis yang dilakukan para rektor untuk mempercepat program MBKM di kampus. Pada tahun depan akan ada peningkatan pelaksanaan program itu.
“Jadi, yang pertama peningkatan program MBKM, kedua adalah peningkatan program matching fund. Program ini bentuk nyata dukungan dari Kemendikbudristek untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara lembaga perguruan tinggi dengan pihak industri,” papar Nadiem.
Ia menjelaskan, program itu untuk mendorong riset terapan di perguruan tinggi. Perusahaan swasta atau nirbala memberikan bantuan pendanan riset yang kemudian lansgsung di tambahi dengan kementrian dengan besaran anggaran yang sama dengan yang di berikan lembaga itu.
“Jadi langsung pemerintah nambah. kalau mereka kasih Rp 1 miliar Pemerintaj kasih lagi Rp 1 miliar. ini luar biasa, jadi kampus harus kejar itu. dan hebatnya lagi, program in bisa di kolaborasikan dengan program MBKM, jadi menyatu semua programnya,” terang Nadiem.
Ia menambahkan, program prioritas ketiga yang perlu di siapkan perguruan tinggi adalah program competitive fund yang tahun depan berfokus pada eco green, blue synergy, dan climate change, “Tiga program itu harus bisa di jalankan perguruan tinggi,” kata Nadiem.